Senin, 18 Agustus 2008

emo mania


BAGI KALIAN YANG SUKA EMO

SEBELUM KALIAN NGAKU ANAK EMO..
KALIAN HARUS TAHU APA ITU EMO



Sejak pemunculannya, kata emo sebagai salah satu dari genre musik rock udah berkembang secara individual walau masih gak keluar dari pakem yang ada yaitu hardcore punk. Tapi banyak juga perdebatan apakah emo itu masih masuk kedalam sub aliran musik rock ato enggak.

Lebih jauh, kata “emo” itu sendiri [ato emocore] sebenernya dipake buat mendeskripsikan salah satu sub-genre dari hardcore punk yang pertama lahir di Washington D.C di era 80 an yaitu Rites of Spring, Embrace, sama Rain.



[rites of spring]

Terus kesini-sininya kata emocore kepanjangan dari emotional hardcore juga dipake buat nandain dari daerah WashingtonDC [daerah grup band yang pertama mengusung emocore]. Kata emo sendiri sebenernya muncul gara-gara band-band tersebut sangat emosional banget pas mereka bawain lagunya di panggung [pokoknya rusuh deh]. Band-band emo sempet redup di awal 90’an di mana dominasi pop lebih kuat dan banyaknya band-band yang beraliran emo bubar jalan.

Baru pas pertengahan 90-an emo kembali muncul di usung grup-grup yang lebih gres dan nyiptain emo gaya baru, yang dikasih nama indie emo macam Sunny Day Real Estate dan Texas Is The Reason. Mereka terdengar lebih melodic dan gak terlalu brutal-brutal amat seperti band-band emo sebelumnya. Band-band tersebut bertahan sampe akhir 90-an, sebelum banyak yang bubar ataupun berpindah aliran [ke style yang lebih mainstream, tentunya].



Selain Story of The Year, band-band asing lainnya yang termPanji BAekk kategori beraliran emo yaitu Dashboard Confessional, Finch,HOT CROSS, Rufio, Thrice, Silverstein, Brand New, Early November, Good Charlotte, Funeral For A Friend, Matchbox Romance, All American Reject, Ataris, dll. Beberapa dari band tersebut ada yang tidak mau menyebutkan diri mereka sebagai band beraliran emo, mereka lebih suka menyebutkan mereka hanya memainkan musik punk rock dengan sedikit sentuhan pop.
Emo identik dengan musik yang berlirik puitis, melankolis, berarti dalam, mengandung banyak kemarahan dan kesedihan tentang kematian, keinginan untuk bunuh diri, ditinggal kekasih, hidup yang susah atau tentang keluarga yang broken home.Band-band emo banyak menggunakan suara-suara gitar yang kompleks dalam lagu mereka, namun tidak jarang yang hanya menggunakan gitar akustik saja. Dibanding musik punk, musik emo seringkali lebih soft dan lambat, atau musik emo mirip dengan musik pop-punk namun sedikit lebih rumit..Mungkin bisa disebut juga musik hardcore dengan lirik yang
emosional. Static Lullaby, Underoath, serta Saosin adalah sedikit dari banyak band yang beraliran emocore.
Dari segi musikalitas, sulit dibedakan antara musik emo dengan emocore. Bahkan jika didengar secara selintas, nyaris nggak ada beda. Jadi agak rancu juga menyebutkan perbedaan emo dengan emocore.Hal ini dipersulit dengan kebiasaan beberapa band yang nggak hanya memainkan satu jenis musik saja, namun mereka sudah teranjur terikat dengan image suatu jenis musik yang biasa mereka mainkan. Maka bila band tersebut memainkan jenis musik yang berbeda maka tidak jarang orang menjadi bingung dan menganggap jenis musik yang
mereka mainkan itu sama

gwe kira pertama kali band emo tu seperti:
Panic At The Disco
THE USED
FINCH
STORY OF THE YEAR
MY CHEMICAL ROMANCE
TAKiNG BACK SUNDAY
FROM FIRST TO LAST
FALL OUT BOY
DASHBOARD CONFESSIONAL
SAOSIN
FUNERAL FOR A FRIEND
HAWTHORNE HEIGHTS
MATCHBOX ROMANCE
SILVERSTEIN
UNDEROATH
ALESANA
CHIODOS
ALEX IS ON FIRE
ATREYU
36 CRAZY FISTS
A STATIC LULLABY
AIDEN
A CHANGE OF PACE

Yang waktu itu gw anggap sebagai band Emo ternyata SALAH BESAR!!! Kesimpulan yg gw dapat adalah, EMO…Sub-genre dari Hardcore-Punk Musik, muncul pertama kali diawal tahun 1980 an, tepatnya di scene DC Hardcore Punk !!! Band yang mengawali “Gelombang Emo” saat itu adalah : RITES OF SPRING Trus di “populerkan” oleh MOSS ICON, THE HATED, JULIA, UNION OF URANUS,INDIAN SUMMER dll. Emo sendiri udah “mati” di pertengahan tahun 1990 dan emo gak akan pernah jadi SUB-CULTURE…
Jadi, NGGAK ADA yang namanya Emo-Pop, Emo-Punk, Emo-Metal, Emo-Goth, Emo-core, Emo-rock, Emo-Coustic (ada sebagian orang menyebut ini sebagai sub-genre or Evolusi dari Emo) , and another shitty things !!! Karna apa??? Karna, Emo itu Sudah menjadi AKAR (sub-genre) dari Hardcore Punk musik, gw ulangin, dari Hardcore Punk musik!!! Gak ada kan “akar” dari suatu “akar”?!!? Gampangnya gini, PUNK---HARDCORE---EMO…Emo dari Hardcore, dan Hardcore dari Punk. Jelas???
Hanya saja, klo kita lihat dari segi sound nya, Screamo lebih Chaotic + Lebih banyak Scream nya jika dibandingkan ama band-band emo kebanyakan (Coba dengerin INDIAN SUMMER, truz dengerin ORCHID / P.99), dari situ kalian bakalan tau apa BEDA antara musik EMO dan SCREAMO ;) Lirik juga kebanyakan tentang “kemarahan” dibungkus dalam suatu Epic dan sesekali tentang cinta (Tapi TIDAK cengeng), seperti “Venus & Bacchus” nya SAETIA), karna band-band Screamo seperti :

AMPERE
CIRCLE TAKES THE SQUARE
P.99
JOSHUA FIT FOR BATTLE
ORCHID
LOVE LOST BUT NOT FORGOTTEN
SAETIA
JEROME’S DREAM
HASSAN I SABBAH
THE APLOPEXY TWIST ORCHESTRA
USURP SYNAPSE
CITY OF CATERPILLAR
ENVY
DAITRO
NEIL PERRY
YAPHET KOTTO
WELCOME THE PLAGUE YEAR
SINALOA
FUNERAL DINER
KAOSPILOT
ENVY
THE KODAN ARMADA
HOT CROSS
FINGER PRINT
1905
LA QUIETE
AMANDA WOODWARD
ANGORA STATIC
ANTIOCH ARROW
ANGEL HAIR
ASS FACTOR 4
I, ROBOT
I WOULD SET MYSELF ON FIRE FOR YOU
DEAR DIARY I SEEMS TO BE DEAD
I WROTE HAIKUS ABOUT CANNIBALISM IN YOUR YEAR BOOK
HEROIN dll.

musik pop indonesia membosankan



Sudah beberapa bulan ini saya jarang pulang ke rumah, sebenarnya ga sibuk2 banget sih..cuman gak tau knapa males aja tinggal rumah, mungkin gara2 sekarang gak terlalu akrab sama anak2 baru di rumah baruQ. saya lebih sering main ke kost-an temen atau warnet tempat aku nongkraong bareng m Temen temen (tempat saya online juga), paling pulang cuma untuk tidur sama mandi doang.

kacamata Pictures, Images and Photos

Suatu hari saya bosan juga “berkelana” bagai seorang nomaden, hari itu saya ingin menghabiskan seharian di rumah, seperti biasanya satu-nya hiburan yang ada hanya sebuah compo “multifungsi” yang biasa saya geber buat memutar kaset, CD, MP3 dan mendengarkan radio. semua kaset dan CD sudah sering diputar, satu2-nya alternatif ya mendengarkan radio.



******* FM menjadi radio favorit saya (maaf di rahasiakan), rasanya sudah lama sekali tidak mendengarkan radio, jadi banyak lagu baru yang sama sekali baru saya dengar, memang sesekali diputar lagu yang familiar di telinga saya, tapi selanjutnya banyak yang baru saya dengar. tapi dari sekian lagu yang saya dengar sepertinya ada hal menarik yang perlu saya bahas disini.

saya akui memang para musisi pop indonesia sangat brilian hingga bisa membuat lagu yang bisa disukai oleh ribuan orang se-antero Indonesia, diputar di puluhan radio, albumnya laku puluhan ribu kopi dan klipnya ditayangkan di beberapa statsiun TV, namun yang saya lihat dengar lagu2 pop yang beredar sekarang seperti kurang “bernyawa”, kurang orisinil. maksud saya disini bukan artinya lagu tersebut itu lagu jiplakan, akan tetapi sangat mirip dengan lagu2 sebelumnya dari musisi yang sama. saya contohkan disini Melly Goeslaw, dia memang seorang musisi jenius, setiap karyanya pasti laku di pasaran, namun makin kesini saya dengar lagu ciptaanya hampir sama “pattern-nya” sehingga ketika pertama mendengarkan lagu ciptaannya, siapapun yang menyanyikannya saya bisa menebak2 pasti lagunya melly, dan benar saja memang lagunya melly, contoh lagu yang menurut saya melly banget adalah :irwansyah “pecinta wanita”, irwansyah dan acha “heart”, melly feat BBB “let’s dance together”, dsb. selain melly contoh lainnya adalah Yovie Widianto, dia juga sangan cerdas dalam menciptakan musik, tapi koq rasanya sekarang2 ini karya2nya seperti monoton, contohnya bisa di lihat dengar pada lagu2nya yovie & the nuno, sepertinya seragam, ada pattern besar disana yang menurut saya terlalu khas yovie, sehingga pertama kali mendengar pun akan bisa ditebak ini lagu siapa. dan yang terbaru lagu Dirly & Gea yang berjudul “kemenangan Hati”, ketika pertama mendengar pikiran saya jadi teringat sama lagu “juwita”nya yovie & the nuno.




Band- Band yang ngebosenin yang masih hidup di indonesia











kebanyakan dari mereka menggunakan accord yang tidak umum / aneh menurut pengamat musik INDONESIA



bukan hanya ketiga musisi itu saja, rasanya banyak musisi2 sekarang seolah ingin mengulang sukses dengan menciptakan karya baru berdasarkan lagu2 lama mereka yang lebih sukses sebelumnya, bisa saya contohkan disini misalnya Peter Pan, Ungu, Naff, Sheila on7, radja, ada band dll. menurut pendengaran saya lagu2 mereka sekarang polanya hampir mirip dengan lagu2 mereka terdahulu, hanya sedikit dimodifikasi dan berganti lirik, tapi rasanya seperti begitu-begitu saja. resikonya lagu2 tersebut akan mudah bosan untuk didengar.

namun meskipun demikian, bukan berarti saya sirik, iri dan dengki (hehe..serem amat bahasanya) terhadap para musisi tersebut, saya masih menyukai karya2 mereka kok, terutama yovie widiyanto. ini hanya sekedar “kritik” kecil dari seseorang yang sangat awam terhadap musik. terus terang saja sekarang ini saya tidak terlalu tertarik dengan musik pop major seperti itu, sudah bosan rasanya seperti mendengar lagu itu2 lagi, memang sih ketika pertama di rilis, album atau lagu tersebut akan laku, namun sepetinya tidak akan bertahan lama, dan memang perkiraan saya ada benarnya, lagu2 tersebut tidak bertahan begitu lama di chart bursa musik indonesia, setidaknya daya tahannya- tidak se-awet lagu2 sebelumnya.

Oh iya sebagai alternatif saya sekarang lebih banyak menyukai lagu2 dari band atau artis indie, karena yang saya lihat musik mereka itu fresh di telinga saya, namanya juga independen, tidak terikat apapun, mereka bebas berekspresi tanpa terlalu memperdulikan apakah masyarakat menyukai lagu2 mereka atau tidak, yang ada hanya idealisme bermusik. walaupun penggemarnya terbatas, namun komunitas indie punya ikatan dan loyalitas yang kuat. antara artis dan fans biasanya punya hubungan lebih dekat, tidak seperti pada artis-artis major yang seolah untouchable. begitupun loyalitas fans sangat kuat, kemanapun band idolanya manggung pasti di buru apalagi masih di kota tempat asalnya. keterkaitan sesama artis indie pun sangat kuat, antar sesama artis seperti ada link yang saling berhubungan, kalau digambarkan seperti link-nya di friendster lah :), setidaknya itu yang saya lihat di kota bojonegoro. secara pribadi saya appreciate terhadap musisi indie bandung, mereka sangat kreatif dalam bermusik, sehingga tidak sedikit band indie dari kota ini menjadi terkenal se-Indonesia.

semoga musik Indonesia makin maju dan semakin kreatif serta berkualitas, jangan hanya market oriented, tapi bolehlah sedikit beridealisme walaupun resikonya ditinggalkan pasar. yang penting berkualitas. saya punya keyakinan kalau masyarakatnya lebih cerdas pasti akan lebih memilih musik yang lebih berkualitas.