Sabtu, 31 Desember 2011

Welcome My Year

Hey anyone who reads my Blog...
Hemm, honestly I confused about what I want to write. But, Yeah I try because this is the first post in the new year...Yuhuuuu!
At the first place, I want to say thank You so much for my God Allah SWT because of You I still can breathe in this fine earth. And I want to say thanks too for our prophet Muhammad SAW, because Your struggle I was born in Moslem.
The Next is I'm very thankfull to my beloved parents, Dad and Mom. With your step and effort, I still could being my self like at the moment.
The people around of me, the special one and all of my best friends.My Friends in campus, in my organization (ESA, Formasi, EM, BSB, Mussics) Brawijaya University, My friends in my hometown, and all of the people which I can not write one by one. I'm a proud to be your friends...
Therefore, I dont know really what i would to say about 2011. All the memories are faded slowly, only some that I could remember nicely, and it will be the best one of my memory (which only in my brain) hehe
Well, I'd like to write about some of my wishes in this year...
-I hope my parents still proud of me (on the other words, I dont want to make my parent sad because of me)
-I hope my IP (indeks prestasi) increase and grab some new knowledges and experiences
-I hope I could be a good person to everyone which know me
-I hope I still withstood with my bestest and make all be better
-I wish, I could see my parents still smile at me
-And all my best wishes which could not I got in the before year

oh..Today also my Dad's Birthday. HAPPY BIRTHDAY MY BELOVED DAD! Hopefully, All the bless of God is given to you. I love you :)

NB: I wrote this post on 1st January 2012

Selasa, 13 Desember 2011

Down and Broken

Ketika aku sudah mulai berjalan normal dan mengikuti arus, dan ketika aku sudah mulai berdiri dan mencoba melangkah mengikuti angin. Ketika itu pula aku menemukan bayak hal yang tak biasa dalam hidupku. Hidupku banyak aku mulai dengan hal yang memang banyak berbeda dari sekian banyak orang, aku hanya ingin aku beda tanpa menyalahi aturan aturan yang berwajib. Aku berjalan mengikuti arus dan aku tersandung oleh pecahan-pecahan beling kecil yang perlahan membuat kaki ku mengeluarkan cairan kental berwarna merahnya.

Aku tak begitu tahu dan tak mempedulikan itu, ku terus melangkah dan mencoba melupakannya. Tapi dari situ aku tersadar, ternyata langkahku itu membuat sesuatu kesalahan, aku tak berhenti dan aku melihat sudah semakin banyak darah yang mengiringi langkah di belakangku. Tak apalah, aku lebih baik berjalan dengan kaki berlumur darah daripada hati yang terbakar.

Terlintas aku membayangkan, aku bersalah bukan karena aku tidak berhenti melangkah, melainkan aku bersalah karena aku menginjak pecahan beling itu. Aku meminta maaf kepada pecahan dan serpihan beling itu, aku salah sudah melukai nya karena injakan yang tak kuhentikan tadi. Tapi aku tahu itu percuma, karena beling-beling itu tidak akan mendengarkan aku dengan segudang kata penyesalanku dan janjiku untuk tidak menginjaknya lagi. Semua percuma. Beling-beling yang tadinya melukaiku kini berpindah jadi rasa sesalku.

Sekarang aku mencoba untuk merasakannya, ketika aku tahu di sisi kelam ku yang paling dalam. Aku merasakan kaki yang menderita dan hati yang terbakar. Di saat beling itu sudah mulai tersapu oleh angin. Rasa yang aku rasakan ini tak kurang seperti beling itu, yang sebelumnya adalah sekotak cermin tipis yang utuh dan di jatuhkan nya dari gedung bertingkat tujuh. Down and Broken!