Minggu, 23 November 2008

"GERGAJI" Musik Bojonegoro

Musik yang diperdengarkan seniman asli Bojonegoro, Jagat Pramudjito, memang lain dengan musik pada umumnya. Bersama 4 orang lainnya, Jagat menggunakan alat musik tidak lazim, yakni gergaji.

Tapi jangan salah,gesekan gergaji yang dimainkan mereka bisa membius penonton. ”Musik gergaji” itu ditampilkan di hadapan puluhan penonton di kompleks Sekolah Alam (SA) Damar di Desa Gunungsari, Kec Baureno, Kab Bojonegoro.Di atas panggung sederhana, Jagat dan kelompoknya membawa semua jenis gergaji, dari gergaji kecil hingga yang sangat besar.

Mata gergaji itu awalnya digesek sekali dengan gergaji kecil, persis seperti main Biola. Lama-kelamaan,suara dari gesekan gergaji itu bersahut- sahutan membentuk sebuah irama yang harmoni.

belajar alat musik jawa Pictures, Images and Photos

Meski alunan musiknya jarang masuk ke telinga masyarakat, penonton yang datang dibuat terpukau. Hingga sekitar 15 menit berlangsung, alunan musik bersahutan yang hanya berasal dari gergaji itu pun diakhiri dengan tepuk tangan penonton.

Menurut Jagat, sang kreator musik gergaji tersebut, musik yang dimainkan dirinya berawal dari kebiasaan masyarakat Bojonegoro yang mengolah kayu jati. Sebab,Bojonegoro selama ini terkenal memiliki kekayaan jati yang tidak ada duanya di daerah lain.”Musik ini memang diilhami dari para pekerja atau perajin kayu jati,” katanya.

Setiap perajin kayu selalu menggunakan gergaji. Melalui eksperimennya yang panjang, ternyata suara gergaji bisa menjadi alunan musik yang enak didengar telinga. ”Media musik kan bermacam- macam, kita menggunakan gergaji.Judul musik yang kami mainkan ini juga bernama Ger Ger Ger Gergaji.Atau mungkin maknanya geger soal gaji,” tuturnya sebelum pementasan.

Selain musik gergaji, beberapa seniman top juga datang ke SA Damar, di antaranya komunitas musik Sogh yang mempunyai keunikan menggunakan alat musik gamelanJawa. Selain itu, juga ada dua penyair yang datang yakni Faisal Kamandobat dari Yogyakarta dan Aan Mansyur dari Makasar.Keduanya membacapuisi.


sejarah "SANG LEGENDARIS INDONESIA" (SLANK)



Slank adalah nama salah satu grup musik papan atas Indonesia yang bermula dari Desember 1983 dengan pendirian Cikini Stones Complex (CSC), grup musik yang terdiri dari anak-anak SMA Perguruan Cikini, Jakarta. Di sinilah Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal) mengekspresikan kesukaan mereka terhadap karya-karya Rolling Stones.

Sayangnya grup ini tidak bisa bertahan dan membubarkan diri. Selanjutnya berturut-turut terjadi perombakan personil sampai akhirnya terbentuk formasi ke-14 pada tahun 1996 yang bertahan sampai sekarang. Formasi akhir ini, yang dimulai dari album ke-7 Slank, terdiri dari Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Ridho (gitar) dan Abdee (gitar).


Slank memiliki kelompok penggemar yang fanatik, yang dikenal sebagai



Berikut ini sejarah singkat tentang berdirinya Slank

Slank berdiri desember 1983. dengan nama awal cikini stone complex, dengan beranggotakan, Bimo Setiawan (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bas), Uti (vokal), Wel Welly (vokal).Mereka sering membawakan musik2 dari Rolling Stone, idola mereka. Di tengah jalan beberapa dari mereka keluar. karena keuletan Bimbim, panggilan Bimo Setiawan membentuk band lagi dan merubah nama menjadi Red Evil. dengan formasi Bim2(drum), Bongky (gitar), Kiki (gitar), Denny (bas), Erwan (vokal). dan mereka sudah mulai berani memainkan lagu2 mereka sendiri.

Penampilan mereka diatas panggung yang cenderung seadanya dan slenge’an. sehingga para penonton sering menyebut mereka band slenge’an. mulai saat itu nama band mereka berubah menjadi Slank.

Pergantian personil menjadi kebiasaan dalam band ini. sudah kali band ini ganti personil, dengan personel Bim2(Drum), Kaka(Vokal), Bongky(Bas), Indra(Keyboard), Pay(Gitar).

Berkali-kali mengirim demo ke berbagai label, berkali2pula rekaman mereka ditolak. lalu mereka bertemu dengan seorang produser Budi Susatio. setelah mendengarkan musik mereka, Budi yakin bahwa musik mereka akan banyak disukai. karena musik mereka beda dari musik mainstream pada masa itu. Slank menggabungkan antara POP, ROCK N ROLL, BLUES, DAN ETNIK. yang menjadi warna musik Slank.

Keyakinan Budhi terbukti. album pertama SUIT…SUIT..HE.HE… meledak di pasaran dengan hits maafkan dan memang. dengan album pertama itu pula slank mendapat penghargaan pertamanya di BASF award sebagai pendatang baru terbaik.

sejak saat iu slank mulai dikenal masyarakat seluruh indonesia, dan terus berkarya. karya mereka antara lain:
KAMPUNGAN,PISS,GENERASI BIRU, MINORITAS.Setelah penggarapan album minoritas slank kehilangan 3 anggota sekaligus Bongki,Indra,Pay (yang sekarang sukses dengn BIP-nya). akhirnya ka2 dan bim2 berjuang mempertahankan band ini. dengan 2 personel mereka mencoba membuat album baru, LAGI SEDIH. dengan dibantu Ivan (bass) dan Reynold (gitar).

hingga akhirnya tahun 1996 terbentuk formasi ke-14 yang terdiri dari Kaka (vokal), Bim2 (drum), Ivanka(bass), Ridho (gitar), Abdee (gitar). hingga sekarang mereka telah menelurkan 14 album:
TUJUH,VIRUS,MATA HATI REFORMASI,999+09,SATU-SATU,PLUR,SLANKISSME,SLOW BUT SURE. ini belum termasuk album live dan de best.Hingga sekarang slank masih berkarya dan banyak memiliki penggemar yang biasa menyebut diri mereka SLANKERS. mereka cenderung setian pada slank. karena mereka menganggap musik slank adalah musik jujur apa adanya. yang mewakili jiwa dan semangat muda.Dan untuk ultah ke 24 ini slank akan mengadakan konser dengan judul: Slank Fest:From Slank With Love. acara ini akan diadakan di pantai karnaval ancol tanggal 29 desember 2007 jam 7 malem. dan diisi oleh:The BIG HIP (JAPAN), Julia Perez(jupe???), Dewi Persik, Nirina Zubir, Maia (Ratu), Sherina, Melanie Soebono, Astrid, T2, Sarah. harga tiket 15ribu.Dan juga Slank rencananya akan launching album internasionalnya pada bulan april 2008. yang berisi lagu2 Slank dengan lirik Bahasa Inggris.

Sukses terus buat Slank… .

PISS-LUV-UNITY-RESPECT

SUSUNAN ALBUM

1990 - Suit-Suit….Hehehe (Gadis Sexy)

1991 - Kampungan

1993 - Piss

1995 - Generasi Biru

1996 - Minoritas

1996 - Lagi Sedih

1997 - Tujuh

1998 - Mata Hati Reformasi

1999 - 999

2001 - Virus

2003 - Satu Satu

2003 - Bajakan!

2004 - Road to Peace

2005 - Plur

2006 - Slankisme

2007 - Slow But Sure

2007 - Original Soundtrack “Get Married”

2008 - The big hip



di Bojonegoro juga ada SLANKERSnya Ni dia lambangnya...

And ini bukti kesetiaan mereka




sejarah musik rock

Saya mencoba menyelamatkan sebuah arsip menarik yang penting tentang runutan sejarah perkembangan musik Rock Di Tanah Air. Untuk referensi dan sumber yang saya dapatkan dari hasil Googling ternyata berada dalam arsip mail seseorang. Silakan nikmati, niscaya anda akan seperti saya, yang terkaget-kaget membacanya.
-----------------------------------------------------------
Awal Mula
rock Pictures, Images and Photos

Embrio kelahiran scene musik rock underground di Indonesia sulit dilepaskan dari evolusi rocker-rocker pionir era 70-an sebagai pendahulunya. Sebut saja misalnya God Bless, Gang Pegangsaan, Gypsy(Jakarta), Giant Step, Super Kid (Bandung), Terncem (Solo), AKA/SAS (Surabaya), Bentoel (Malang) hingga Rawe Rontek dari Banten. Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70- an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih `liar’ dan `ekstrem’ untuk ukuran jamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu-lagu yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP. Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah
namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album
ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam musik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band- band yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota- kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut. Di Jakarta sendiri komunitas metal pertama kali tampil di depan publik pada awal tahun 1988. Komunitas anak metal (saat itu istilah underground belum populer) ini biasa hang out di Pid Pub, sebuah pub kecil di kawasan pertokoan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Menurut Krisna J. Sadrach, frontman Sucker Head, selain nongkrong, anak-anak yang hang out di sana oleh Tante Esther, owner Pid Pub, diberi kesempatan untuk bisa manggung di sana. Setiap malam minggu biasanya selalu ada live show dari band-band baru di Pid Pub dan kebanyakan band-band tersebut mengusung musik rock atau metal.

Band-band yang sering hang out di scene Pid Pub ini antara lain Roxx (Metallica & Anthrax), Sucker Head (Kreator & Sepultura), Commotion Of Resources (Exodus), Painfull Death, Rotor (Kreator), Razzle (GN’R), Parau (DRI & MOD), Jenazah, Mortus hingga Alien Scream (Obituary). Beberapa band diatas pada perjalanan berikutnya banyak yang membelah diri menjadi band-band baru. Commotion Of Resources adalah cikal bakal band gothic metal Getah, sedangkan Parau adalah embrio band death metal lawas Alien Scream. Selain itu Oddie, vokalis Painfull Death selanjutnya membentuk grup industrial Sic Mynded di Amerika Serikat bersama Rudi Soedjarwo (sutradara Ada Apa Dengan Cinta?). Rotor sendiri dibentuk pada tahun 1992 setelah cabutnya gitaris Sucker Head, Irvan Sembiring yang merasa konsep musik Sucker Head saat itu masih kurang ekstrem baginya.

Semangat yang dibawa para pendahulu ini memang masih berkutat pola tradisi `sekolah lama’, bangga menjadi band cover version! Di antara mereka semua, hanya Roxx yang beruntung bisa rekaman untuk single pertama mereka, “Rock Bergema”. Ini terjadi karena mereka adalah salah satu finalis Festival Rock Se-Indonesia ke-V. Mendapat kontrak rekaman dari label adalah obsesi yang terlalu muluk saat itu. Jangankan rekaman, demo rekaman bisa diputar di radio saja mereka sudah bahagia. Saat itu stasiun radio yang rutin mengudarakan musik- musik rock/metal adalah Radio Bahama, Radio Metro Jaya dan Radio SK. Dari beberapa radio tersebut mungkin yang paling legendaris adalah Radio Mustang. Mereka punya program bernama Rock N’ Rhythm yang
mengudara setiap Rabu malam dari pukul 19.00 – 21.00 WIB. Stasiun radio ini bahkan sempat disatroni langsung oleh dedengkot thrash metal Brasil, Sepultura, kala mereka datang ke Jakarta bulan Juni 1992. Selain medium radio, media massa yang kerap mengulas berita- berita rock/metal pada waktu itu hanya Majalah HAI, Tabloid Citra Musik dan Majalah Vista.

Selain hang out di Pid Pub tiap akhir pekan, anak-anak metal ini sehari-harinya nongkrong di pelataran Apotik Retna yang terletak di daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Beberapa selebritis muda yang dulu sempat nongkrong bareng (groupies?) anak-anak metal ini antara lain Ayu Azhari, Cornelia Agatha, Sophia Latjuba, Karina Suwandi hingga Krisdayanti. Aktris Ayu Azhari sendiri bahkan sempat dipersunting sebagai istri oleh (alm) Jodhie Gondokusumo yang merupakan vokalis Getah dan juga
mantan vokalis Rotor.

Tak seberapa jauh dari Apotik Retna, lokasi lain yang sering dijadikan lokasi rehearsal adalah Studio One Feel yang merupakan studio latihan paling legendaris dan bisa dibilang hampir semua band- band rock/metal lawas ibukota pernah rutin berlatih di sini. Selain Pid Pub, venue alternatif tempat band-band rock underground
manggung pada masa itu adalah Black Hole dan restoran Manari Open Air di Museum Satria Mandala (cikal bakal Poster Café). Diluar itu, pentas seni MA dan acara musik kampus sering kali pula di “infiltrasi” oleh band-band metal tersebut. Beberapa pensi yang historikal di antaranya adalah Pamsos (SMA 6 Bulungan), PL Fair (SMA
Pangudi Luhur), Kresikars (SMA 82), acara musik kampus Universitas
Nasional (Pejaten), Universitas Gunadarma, Universitas Indonesia (Depok), Unika Atmajaya Jakarta, Institut Teknologi Indonesia (Serpong) hingga Universitas Jayabaya (Pulomas).

Berkonsernya dua supergrup metal internasional di Indonesia, Sepultura (1992) dan Metallica (1993) memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan band-band metal sejenis di Indonesia. Tak berapa lama setelah Sepultura sukses “membakar” Jakarta dan Surabaya, band speed metal Roxx merilis album debut self-titled mereka di bawah
label Blackboard. Album kaset ini kelak menjadi salah satu album speed metal klasik Indonesia era 90-an. Hal yang sama dialami pula oleh Rotor. Sukses membuka konser fenomenal Metallica selama dua hari berturut-turut di Stadion Lebak Bulus, Rotor lantas merilis album thrash metal major labelnya yang pertama di Indonesia, Behind The 8th Ball (AIRO). Bermodalkan rekomendasi dari manajer tur Metallica dan honor 30 juta rupiah hasil dua kali membuka konser Metallica, para personel Rotor (minus drummer Bakkar Bufthaim) lantas eksodus ke negeri Paman Sam untuk mengadu nasib. Sucker Head sendiri tercatat paling telat dalam merilis album debut dibanding band
seangkatan mereka lainnya. Setelah dikontrak major label lokal, Aquarius
Musikindo, baru di awal 1995 mereka merilis album `The Head Sucker’. Hingga kini Sucker Head tercatat sudah merilis empat buah album.

Dari sedemikian panjangnya perjalanan rock underground di tanah air, mungkin baru di paruh pertama dekade 90-anlah mulai banyak terbentuk scene-scene underground dalam arti sebenarnya di Indonesia. Di Jakarta sendiri konsolidasi scene metal secara masif berpusat di Blok M sekitar awal 1995. Kala itu sebagian anak-anak metal sering
terlihat nongkrong di lantai 6 game center Blok M Plaza dan di sebuah resto waralaba terkenal di sana. Aktifitas mereka selain hang out adalah bertukar informasi tentang band-band lokal daninternasional, barter CD, jual-beli t-shirt metal hingga merencanakan pengorganisiran konser. Sebagian lagi yang lainnya memilih hang out di basement Blok Mall yang kebetulan letaknya berada di bawah tanah.

Pada era ini hype musik metal yang masif digandrungi adalah subgenre yang makin ekstrem yaitu death metal, brutal death metal, grindcore, black metal hingga gothic/doom metal. Beberapa band yang makin mengkilap namanya di era ini adalah Grausig, Trauma, Aaarghhh, Tengkorak, Delirium Tremens, Corporation of Bleeding, Adaptor, Betrayer, Sadistis, Godzilla dan sebagainya. Band grindcore Tengkorak pada tahun 1996 malah tercatat sebagai band yang pertama kali merilis mini album secara independen di Jakarta dengan judul `It’s A Proud To Vomit Him’. Album ini direkam secara profesional di Studio Triple M, Jakarta dengan sound engineer Harry Widodo (sebelumnya pernah menangani album Roxx, Rotor, Koil, Puppen dan PAS).

Tahun 1996 juga sempat mencatat kelahiran fanzine musik underground pertama di Jakarta, Brainwashed zine. Edisi pertama Brainwashed terbit 24 halaman dengan menampilkan cover Grausig dan profil band Trauma, Betrayer serta Delirium Tremens. Di ketik di komputer berbasis system operasi Windows 3.1 dan lay-out cut n’ paste tradisional, Brainwashed kemudian diperbanyak 100 eksemplar dengan mesin foto kopi milik saudara penulis sendiri. Di edisi-edisi berikutnya Brainwashed mengulas pula band-band hardcore, punk bahkan ska. Setelah terbit fotokopian hingga empat edisi, di tahun 1997 Brainwashed sempat dicetak ala majalah profesional dengan cover
penuh warna. Hingga tahun 1999 Brainwashed hanya kuat terbit hingga tujuh edisi, sebelum akhirnya di tahun 2000 penulis menggagas format e-zine di internet (www.bisik.com). Media-media serupa yang selanjutnya lebih konsisten terbit di Jakarta antara lain Morbid Noise zine, Gerilya zine, Rottrevore zine, Cosmic zine dan
sebagainya.

di antara rocker melambangkan dengan tangan
rock Pictures, Images and Photos

29 September 1996 menandakan dimulainya sebuah era baru bagi perkembangan rock underground di Jakarta. Tepat pada hari itulah digelar acara musik indie untuk pertama kalinya di Poster Café. Acara bernama “Underground Session” ini digelar tiap dua minggu sekali pada malam hari kerja. Café legendaris yang dimiliki rocker gaek
Ahmad Albar ini banyak melahirkan dan membesarkan scene musik indie baru yang memainkan genre musik berbeda dan lebih variatif. Lahirnya scene Brit/indie pop, ledakan musik ska yang fenomenal era 1997 – 2000 sampai tawuran massal bersejarah antara sebagian kecil massa Jakarta dengan Bandung terjadi juga di tempat ini. Getah,
Brain The Machine, Stepforward, Dead Pits, Bloody Gore, Straight Answer, Frontside, RU Sucks, Fudge, Jun Fan Gung Foo, Be Quiet, Bandempo, Kindergarten, RGB, Burning Inside, Sixtols, Looserz, HIV, Planet Bumi, Rumahsakit, Fable, Jepit Rambut, Naif, Toilet Sounds, Agus Sasongko & FSOP adalah sebagian kecil band-band yang `kenyang’ manggung di sana.

10 Maret 1999 adalah hari kematian scene Poster Café untuk selama- lamanya. Pada hari itu untuk terakhir kalinya diadakan acara musik di sana (Subnormal Revolution) yang berujung kerusuhan besar antara massa punk dengan warga sekitar hingga berdampak hancurnya beberapa mobil dan unjuk giginya aparat kepolisian dalam membubarkan massa. Bubarnya Poster Café diluar dugaan malah banyak melahirkan venue- venue alternatif bagi masing-masing scene musik indie. Café Kupu- Kupu di Bulungan sering digunakan scene musik ska, Pondok Indah Waterpark, GM 2000 café dan Café Gueni di Cikini untuk scene Brit/indie pop, Parkit De Javu Club di Menteng untuk gigs punk/hardcore dan juga indie pop. Belakangan BB’s Bar yang super- sempit di Menteng sering disewa untuk acara garage rock-new wave-mellow punk juga rock yang kini sedang hot, seperti The Upstairs, Seringai, The Brandals, C’mon Lennon, Killed By Butterfly, Sajama Cut,
Devotion dan banyak lagi. Di antara semuanya, mungkin yang paling `netral’ dan digunakan lintas-scene cuma Nirvana Café yangterletak di basement Hotel Maharadja, Jakarta Selatan. Di tempat ini pulalah, 13 Januari 2002 silam, Puppen `menghabisi riwayat’ mereka dalam sebuah konser bersejarah yang berjudul, “Puppen : Last Show Ever”, sebuah rentetan show akhir band Bandung ini sebelum membubarkan diri.


Senin, 10 November 2008

Mengenal lagu kebangsaan kita "INDONESIA RAYA"

coke.jpg

Jagad industri musik komersil tanah air 2-3 tahun terakhir ini boleh saja terkejut oleh band-band / grup grup muda macam; Sheila On 7, Peter Pan, Radja. Kenapa? Sebab grup-grup tersebut mampu menggelembungkan penghasilan; baik bagi produser, label dimana mereka bernaung dan si musisi itu sendiri). Selama kurun waktu itu juga, julukan sebagai ‘Band Sejuta Copy’ tersemat di jidat ke 3 band tersebut. Memang kita melihat upaya maksimal dan kerja keras pihak label untuk menuju kesana; seperti (salah satunya) dengan promosi gila-gilaan. Lihat gak Launcing album baru Peter Pan (Alexandria)??.. Pihak Musica Record selaku label harus perlu menayangkannya secara LIVE dan serentak di 6 stasiun televisi nasional tau’!! Ck.. ck.. ck.. yah.. kau mungkin akan akan merasa kagum, terkejut dsb atau malah biasa-biasa saja tapi tanpa sadar menyenandungkan lagu-lagu milik mereka. Atau juga merasa muak, bosan, senang malah karena kuping kita tiap saat dan dimana tempat digempur lagu Ada Apa Denganmu (Peter Pan), Jujur (Radja). Dimana tempat pokoknya; dalam angkot, di bis kota; saat diamenin pengamen-pengamen, di mall, di stasiun kereta, di tongkrongan gitar-gitaran anak muda ujung gang, di pedagang kaset kaki lima yang suara salonnya bikin sakit kuping, pokoknya benar-benar terkepung!

Selanjutnya aku tidak akan membahas banyak hal tentang grup-grup diatas dalam tulisanku ini. Tidak!. Tapi aku akan membahas (dan coba sedikit meresensi tentang serbuan grup-grup musik perlawanan yang kehadirannya lamat-lamat terdengar tapi nyata mereka ada dan terus menghasilkan karya.

***


Lagu yang diciptakan Wage Rudolf Soepratman ini pertama kali didengarkan pada saat Kongres Pemuda I pada 28 Oktober 1928. Pada saat itu WR Soepratman memainkan lagu ini untuk pertama kalinya dengan menggunakan biola.

Lagu Indonesia Raya ini pertama kali dipublikasikan surat kabar Sin Po. Adapun liriknya:

Indonesia Tanah Airkoe
Tanah Toempah Darahkoe
Disanalah Akoe Berdiri
Djadi Pandoe Iboekoe

Indonesia Kebangsaankoe
Bangsa dan Tanah Airkoe
Marilah Kita Berseroe
Indonesia Bersatoe

Hidoeplah Tanahkoe
Hidoeplah Negrikoe
Bangsakoe Ra'jatkoe Semw'wanja
Bangoenlah Jiwanja
Bangoenlah Badannja
Oentoek Indonesia Raja

Reff:
Indonesia Raya Merdeka Merdeka
Tanahkoe Negrikoe jang Koetjinta
Indonesia Raja Merdeka Merdeka
Hidoeplah Indonesia Raja

Indonesia Tanah jang Moelia
Tanah Kita jang Kaja
Di Sanalah Akoe Berdiri
Oentoek Slama-lamanja
Indonesia Tanah Poesaka
Poesaka Kita Semoeanja
Marilah Kita Mendo'a
Indonesia Bahagia

Soeboerlah Tanahnja
Soeboerlah Djiwanja
Bangsanja Ra'jatnja Sem'wanja
Sadarlah Hatinja
Sadarlah Boedinja
Oentoek Indonesia Raja

Reff:
Indonesia Tanah Jang Soetji
Tanah Kita Jang Sakti
Di Sanalah Akoe Berdiri
'Njaga Iboe Sedjati
Indonesia Tanah Berseri
Tanah Jang Akoe Sajangi
Marilah Kita Berdjandji
Indonesia Abadi

Slamatlah Ra'jatnja
Slamatlah Poetranja
Poelaoenja, Laoetnja, Sem'wanja
Madjoelah Negrinja
Madjoelah Pandoenja
Oentoek Indonesia Raja

Kawan-kawan, ditengah situasi semakin massifnya perampasan hak-hak kesejahteraaan rakyat oleh imperialis lewat perusahaan-perusahaan multi nasionalnya; Exxon, Caltex, British Petroleum, Shell, Rio Tinto, Borken Hill Proprietary Company Ltd, Newmont Mining Corporation, Newcrest Mining Ltd, Inco Ltd, Freeport Mc Moran Copper & Gold Inc. maka semakin akut/parahlah kondisi kesejahteraan rakyat indonesia. Betapa kini ratusan juta rakyat kita harus lahir-tumbuh-besar dalam kondisi miskin; tentu berdampak sekali terhadap kwalitas hidup yang buruk; makanan minim gizi, minim vitamin, gampang sakit, bodoh, tak bisa sekolah tinggi, biaya berobat ke rumah sakit yang mahal; maka kalau jatuh sakit tak tersembuhkan, maka banyak rakyat mati di rumah kontrakannya (seperti pernah dipotret seorang penyair kerakyatan Widji Thukul dalam bait-bait puisinya), atau digeletakkan di bawah jembatan Fly Over seperti kejadian belum lama ini di Jakarta.

Perubahan yang diharapkan-diimpikan oleh rakyat dari pergantian kekuasaan politik lewat pemilu 2004 yang lalu nyatanya hanya impian kosong rakyat dan malah menemukan kekecewaan terhadap kekuasaan Pemerintahan SBY-Kalla. Ternyata kegagahan, kegantengan, simpatik dan kebaikan yang ditampilkan pemerintah tak bisa – tak cukup - tak mampu menyelamatkan ratusan juta rakyat indonesia dari kenistaan hidup karena terus-terusan dijajah kaum imperialis asing. Habis sudah kekayaan alam kita dijarah - dikuasai oleh industri-industri asing yang beroperasi di indonesia. Emas bergunung-gunung di Papua tandas digasak PT Freeport, gas alam di bumi sumatera dikuasai bulat-bulat, kandungan minyak bumi yang ada di blok Cepu pada akhirnya jadi milik Exxon Mobil Oil. BUMN-BUMN kita perlahan tapi pasti semuanya akan bukan jadi milik kita lagi, akan tidak dikuasai oleh negara lagi, tidak akan bisa dimanfaatkan secara murah untuk kepentingan mensejahterakan rakyat banyak. Lalu bagaimana? Terus rakyat harus bagaimana? Dan rakyat harus berbuat apa untuk kondisi seperti sekarang ini? Jawaban akan jalan keluar dari krisis kesejahteraan tentu tidak bisa diserahkan begitu saja kepada elit-elit politik yang ada sekarang. Bagaimana dengan kepada wakil-wakil rakyat yang ada?

Keterbukaan politik seperti sekarang ini dari hasil penjatuhan rezim otoriter Soeharto telah melahirkan banyak gerakan rakyat. Organisasi-organisasi rakyat progressif lahir-tumbuh-jatuh bangun berjuang demi menuntaskan agenda-agenda reformasi yang tertunda-tunda. Buruh, petani, mahasiswa, kaum miskin kota membangun wadah-wadah perjuangannya. Perjuangan sudah tidak bisa lagi dilakukan sendiri-sendiri lagi, perjuangan sudah masuk dalam tahap untuk bersatu membangun kekuatan rakyat yang kuat antar sektor. Bahkan dalam waktu tidak lama lagi akan terwujud dalam satu front gerakan rakyat, nyata dan siap merespon situasi nasional apapun.

Di seni budaya, khusus sektor musik. Serbuan grup-grup musik/komunitas kesenian progressif telah menghasilkan karya-karya yang turut mengiringi, menyemangati perjuangan rakyat lewat lagu-lagu perlawanan/pembebasan. Mereka datang menyeruak pekatnya belantara hegemonik grup-grup populer yang besar dibawah raksasa-raksasa industri musik; Musica, EMI, Sony BMG, Aquarius Music, maka lahirlah Sheila On 7, Radja, Peter Pan, Dewa 19, Samsons, Nidji, ADA Band yang (melulu) ngomong asmara sampe muntah muntah disepanjang album mereka.

Grup-grup musik progressif, walau berada dalam kondisi serba terbatas; minim dalam hal ekonomi, latar belakang pendidikan musik, fasilitas berkesenian dsb, toh tak menyurutkan semangat untuk tetap berkarya - berjuang menyebarluaskan fikiran-fikiran maju. Lyrik-lyirik lagunya menggedor kesadaran minim rakyat tentang adanya penindasan. Tentang adanya penjajahan yang masih terus terjadi di bumi indonesia. Tak luput juga ketidakadilan sosial yang dirasakan rakyat banyak menjadi tema sentral di lagu-lagu mereka. Bernyanyi menyuarakan perlawanan, mencipta mars perjuangan, memberitahu bahayannya militerisme, memperkenalkan musuh-musuh penindas rakyat, bahkan hingga cita-cita sosialisme dikabarkan dengan lagu sebagai jalan keluar menuju kesejahteraaan rakyat yang sejati.

Berikutnya saya akan coba menjentrengkan grup-grup/komunitas seni/individu progressif berikut album karya mereka yang telah ada. (Maaf bila kurang lengkap dan ada yang terlewat, sebab saya masih terus mengumpulkan data). Kita mulai saja dari: Ismail Marzuki (1914-1958).